Kenyataan Yang Membuka Matamu di usia 25 dan Kamu Harus Bisa Menerimanya - Umur 25 memang berbeda, di usia ini alam seolah bekerja sama untuk membuat kamu jadi lebih dewasa. Keputusan-keputusan besar mesti mulai di ambil, tuntutan memikul tanggung jawab lebih besar, setiap pilihan juga mulai terlihat. Orang mengatakan saat mencapai umur 25 kamu tidak lagi jadi orang yang sama. Ungkapan ini ada benarnya, saat memasuki umur 25 kita akan dihadapkan dengan banyak kenyataan yang terkadang mau tidak mau, harus diterima. Pada kesempatan kali ini kita akan mengungkapkan beberapa diantaranya monggo disimak dibawah ini.

Kenyataan Yang Membuka Matamu di usia 25 dan Kamu Harus Bisa Menerimanya

Kesuksesan saat ini berubah jadi lebih sederhana, tidak hanya soal uang saja, namun mendapatkan hidup yang benar-benar bahagia. Bisa memenuhi keperluan sendiri menciptakan rasa bangga di hati. Tetapi seiring berjalannya waktu, hidup tidak hanya masalah itu. Ada beberapa hal yang lebih penting untuk diperjuangkan yaitu rasa tenang di hati. Pengertian berhasil di umur ini mulai bertransformasi. Upah tinggi, tunjangan yang memudahkan hidup tidak langsung mengisi lubang kosong di hatimu. Kebahagiaan tak selamanya datang dari perhitungan matematis. Perlahan kamu akan memahami. Keberhasilan ternyata datang dari hal-hal yang lebih sederhana. Seperti memiliki cukup waktu untuk menyeimbangkan kesibukan kerja serta waktu bersama-sama dengan orang tua dan orang terdekat, membangun keluarga dengan pasangan yang memiliki visi masa depan sama, atau sesederhana bisa naik gunung setiap kepenatan datang menerpamu.

Di usia ini pertemanan mulai naik kelas, ikatan yang bertahan merupakan ikatan yang bisa menembus batas. Fakta yang harus di terima di usia ini ketika kamu dan teman seperjuangan mulai menjalani hidup sendiri. Kalian tidak lagi bisa bertemu sesering dahulu karena kesibukan serta tanggung jawab sebagai orang dewasa selalu mengisi hari-harimu. Tetapi tidak berarti pertemanan berakhir. Hanya saja pengertian persahabatan mulai naik kelas. Ikatan pertemanan yang dapat bertahan merupakan ikatan kuat yang mampu menembus batas. Ketika dihadapkan dengan terbatasnya waktu dan kesibukan yang tak menentu, mereka yang tetap terhubung memang layak mendapatkan tempat khusus.

Usia 25 tahun nyatanya tak selalu sepaket dengan keberhasilan, hati yang lapang serta hati yang ingin berdamai dengan keadaan amat kamu butuhkan. Umur 25 seakan jadi penanda pintu gerbang kesuksesan. Di umur ini kita kerap berharap sudah bisa memperoleh semua yang menjadi mimpi. Membahagiakan orangtua, mendapat pasangan yang menyejukan hati, hingga bekerja di perusahaan terkenal dengan upah tinggi. Namun hidup tidak selalu diatas, banyak kisah yang harus di nikmati. Di umur ini kemungkinan kamu masih berjuang dalam pekerjaan yang penghasilannya tidak sebanyak yang dibayangkan sebelumnya. Tinggal di kost sederhana sambil menyimpan keinginan untuk membahagiakan orangtua. Usia memang tak selamanya sejalan dengan berjalannya rencana, serta tak ada yang salah karenanya.

Menghamburkan uang seenaknya kini sudah lewat masanya, menambah tabungan serta memutar pendapatan kini jadi fokus utama. Berusaha memenuhi kebutuhan sendiri, mengeluarkan uang jadi tak sesederhana dulu. Setiap pengeluaran terjadi, seperti ada kalkulator yang otomatis bekerja di kepalamu. Bukan berarti menjadi pribadi yang pelit. Hanya saja saat ini sebisa mungkin hidup mesti dilakukan dengan lebih hemat. Melihat teman yang mulai berkeluarga, kamu pun mulai sadar bahwa beban finansial akan semakin berat. Menaikkan tabungan serta memutar pendapatan harus dikerjakan agar dapat bertahan menghadapi berbagai rintangan. Di usia ini, sebagian darimu akan mulai mencoba usaha. Berjualan di saat senggang, mencoba keberuntungan dengan jual barang yang sedang trend. Tak ada lagi rasa malu untuk mulai mencoba usaha, karena kamu menyadari hidup harus diperjuangkan.

Dalam beberapa momen kamu akan tertawa, semua problem yang dihadapi kala kuliah tidak ada apa-apanya bila dibanding tantanganmu sekarang. Waktu pekerjaan tengah berat-beratnya, saat usahamu sedang mengalami masalah penurunan omset, saat dihadapkan pada kewajiban merawat orang tua, kamu akan memahami betapa berat tanggung jawab menjadi orang dewasa. Malu rasanya apabila ingat branda media sosialmu dulu dipenuhi keluhan. Semua permasalahan yang dihadapi waktu kuliah ternyata tak ada apa-apanya. Kehidupan nyata lebih keras jika dibandingkan dengan skripsi, lebih menantang dari killernya dosen pembimbing skripsi yang mesti kamu temui setiap minggunya.

Ada rasa hormat yang muncul di hatimu pada mereka yang mau berusaha, apa pun upayanya, mereka jauh lebih terhormat dari yg tidak melakukan apa-apa. Semasa kuliah dulu pernah ada pikiran aneh pada mereka yang repot mencari duit tambahan diluar kewajiban sebagai mahasiswa. Mereka yang tanpa malu berjualan, hingga menawarkan layanan buat cupcake dengan frosting warna-warni. Setelah membuka mata di umur 25 ini justru kamu ingin mengangkat topi. Mereka yang memiliki usaha sampingan serta tidak hanya hidup mengandalkan penghasilan adalah pejuang gigih yang wajib dihormati. Hidup di usia ini nyatanya harus lebih diperjuangkan.

Hubungan berjalan, cinta selesai, keputusan diambil, semenyakitkan apa pun rasanya hati, kamu menyadari bahwa hidup hanya harus dijalani. Akan ada banyak peristiwa yang membuat kamu malas beranjak dari tempat tidur pada pagi hari. Putus dari hubungan yang sudah bertahun-tahun dijalani, mengakhiri impian bersama. kala kewajiban sebagai orang dewasa telah terpampang di depan mata, akan ada kekuatan yang memaksamu menaklukkan semua perasaan yang ada. Meskipun untuk sekian waktu menjalani hari seperti zombie, langkahmu tidak akan berhenti.

Mengikuti kata hati atau membahagiakan orang tua sesungguhnya bukanlah pilihan, bila diusahakan, keduanya dapat diraih bersamaan. Berontak pada orang tua sudah lewat masanya. Emosimu sudah lebih stabil untuk memahami, mereka cuma ingin kebaikan mendatangi sang buah hati. Apabila dulu mengikuti kata hati atau membahagiakan orangtua terasa tidak mungkin dilakukan bersamaan, kini hal tersebut terlihat bisa dilakukan. Kompartemen dalam otakmu tidak lagi terbagi dalam warna hitam putih. Kebahagiaan pribadi dapat terwujud dengan mengikuti kebahagiaan orang tua. Memandang wajah bangga mereka, mendengar betapa mereka bahagia atas pencapaianmu sebagai manusia. Orang tua nyatanya tak sekaku yang kita duga. Melihat kita mengikuti jalan yang paling menarik hati diam-diam mereka pun memahami. Ini merupakan hidup yang pada akhirnya berhak kita tentukan sendiri.

Menikah dan berhenti pada seseorang memang terasa menjanjikan, namun kamu tak harus menikah cuma karena merasa ketinggalan. Menikah, pernah dipahami oleh dirimu yang lalu sebagai safe haven yang dapat memberi jalan keluar untuk semua masalah. Seperti dengan menikah seluruh kegalauan menemui jalan keluar, tak ada lagi permasalahan yang bikin dahi berkerut serta jantung berdebar. Berhenti pada seseorang, menetap dan membangun hari esok bersama memanglah terasa menjanjikan. Tetapi ini bukanlah suatu keharusan. Pernikahan bukan sekedar lomba lari yang mengharuskan adu kecepatan. Bila memang belum siap serta belum menemukan calon yang pas dihati kamu tidak perlu memaksakan diri.

Kenyataan Yang Membuka Matamu di usia 25 dan Kamu Harus Bisa Menerimanya. Umur 25 memang berbeda, Akan tetapi usia ini tak semagis yang selama ini kamu duga. Masih banyak perjuangan yang perlu dilanjutkan setelah itu. Banyak impian yang wajib diperjuangkan sekuat tenaga. Serta terkadang kamu harus terima kenyataan saja, tanpa banyak bertanya.
 
Top